Kebudayaan 3
Persiapan Memasuki Perubahan Sosial
Budaya
Perkembangan pesat teknologi informasi dan komunikasi,
transportasi, sarana dan prasarana membawa
manusia dalam perobahan social budaya secara signifikan pada abad ini.
Tak bisa dipungkiri dan tak bisa
ditolak cepat atau lambat perubahan social budaya akan terjadi pada kehidupan
seluruh bangsa-bangsa di dunia. Hal ini
terjadi karena kunci utama penyebab pertemuan antar budaya seluruh bangsa di
dunia yaitu teknologi transportasi,
informasi dan komunikasi yang cepat dan canggih telah mampu menyatukan seluruh
bangsa tersebut seolah pada satu tempat yang saling berhadapan dan
bersinggungan langsung. Bahkan kemajuan ini pula tidak hanya terjadi diantara
sesama manusia normal, krn dengan penemuan alat2 komunikasi bagi para tunaindera dan alat-alat bantu bagi
para difabel pun telah mampu
menjebatani antar mereka dapat berkomunikasi
dan beraktifitas bersama manusia normal umumnya, sehingga mereka dapat ikut
berkiprah dalam pergulatan social budaya bersama.
Dengan kondisi seluruh bangsa
yang beragam latar belakang budaya
seolah menyatu dalam satu tempat, tentu saja berdampak social sangat
kompleks baik yang negative atau positif bagi perkembangan budaya masing-masing
bangsa yang saling berinteraksi. Dan ini menjadi realitas bangsa-bangsa dewasa
ini yang harus dialami dan dihadapi dengan bijaksana, terutama oleh para
organisator politik yaitu penguasa Negara atau pemerintahan yg memiliki wewenang
terkait kebijakan publiknya untuk mencegah akibat buruknya.
Perubahan sosial budaya dapat
terjadi bila sebuah kebudayaan melakukan kontak dengan kebudayaan
asing.Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial,
dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan
gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu
terjadi sesuai dengan hakikat, dan sifat dasar manusia yang selalu ingin
mengadakan perubahan(mahkluk dinamis). Hirschman mengatakan bahwa
kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Perubahan yang tak terelakan pasti terjadi, namun
pada hakekatnya manusia sebagai mahkluk homosapience yang dikaruniai akal budi,
yang memiliki idealisme atau harapan dan cita-cita mulia, otomatis dituntut
bertanggungjawab atas arah perubahan itu. Apa yang telah terjadi dengan
kemajuan teknologinya adalah ulah manusia tentu saja manusia sendri yang
bertanggung jawab untuk mengendalikan teknologi beserta dampaknya agar memberi manfaat positif dan terhindar
dari efek-efek negative bagi perkembangan budaya bangsa untuk tetap dalam rel
menuju idealisme yg diharapkan atau dicita-citakan. Bagi bangsa yang tidak
mempersiapkan menghadapi perubahan ini dengan baik, pasti tidak menutup
kemungkinan besar akan terjadi benturan dahsyat antar berbagai kelompok
kepentingan masyarakatnya dan menjadi problem social yang sulit teratasi.
Kekuatan kemajuan teknologi sulit untuk dibendung
oleh kebijakan-kebijakan proteksionistis pemerintahan manapun, karena dapat
masuk ke seluruh pelosok dunia dengan mudah dan merobah 180 0 pikiran dan kebiasaan hidup siapapun, ditambah
sifat manusiawi sendiri yang selalu mudah terpesona oleh hal-hal baru yang
mendorongnya terus berobah dan berkembang. Maka satu-satunya filter yang mampu
mengendalikan terletak pada otak masing-masing orang itu sendiri dengan
memahami dan menyadari harapan atau cita-cita bersama sebuah bangsa yang dinamakan
idiologi sebagai pedoman kemana arah bangsa itu akan dibawa. Idiologi ini dapat
disebarkan sebagai anti virus dalam otak setiap orang, yang bisa dilakukan dan
menjadi wewenang dan tanggung jawab pemerintahan manapun dalam mengelola rakyat
untuk tetap dalam satu komitmen kehidupan bernegara.
Pancasila
Antisipasi Dampak Buruk Perubahan Sosial Budaya.
Kebudayaan bangsa terbentuk dari pertemuan antar
manusia yang tinggal dalam satu tempat atau wilayah dengan segala kegiatan atau
aktifitas fisik dan non fisik yang saling membutuhkan satu sama lain dengan
memiliki tujuan yang sama membangun kehidupan ideal bersama yang terus tumbuh
berkembang sesuai jaman dan menjadi milik bersama yang akan diwariskan bagi generasi
bangsa selanjutnya.
Sehingga kebudayaan menyangkut beberapa unsure
pokok, yaitu : Masyarakat atau bangsa, tempat yang terkait jarak dan waktu,
kegiatan atau aktifitas fisik dan non fisik, kesamaan tujuan, menjadi milik
bersama yang dapat diwariskan. Dan substansi dasar kebudayaan terletak pada
‘kesamaan tujuan’ atau idealisme bangsa yang mampu menyatukan segala perbedaan
kepentingan masing-masing pribadi/kelompok, jarak atau wilayah dan waktu.
Sehingga tinggi rendahnya tingkat kebudayaan diukur oleh seberapa kuat dan luas
jangkauan kebudayaan itu dijalankan oleh banyaknya bangsa dalam memperoleh
kehidupan yang dirasa paling baik atau paling mendekati idealisme kehidupan.
Jadi kondisi yang paling ideal bagi tumbuh kembangnya kebudayaan yang sehat
adalah kondisi yang mampu mendukung proses berjalannya kebudayaan itu dengan
jaminan sinergitas, toleransi atas perbedaan potensi dan peran masing-masing,
ketaatan pada komitment bersama, kemudahan dalam mengatasi ruang dan waktu.
Perkembangan teknik atau teknologi yang cepat dan
canggih yang sangat memudahkan aktifitas atau kegiatan masyarakat, mengatasi
jarak atau ruang dan mempercepat pergerakan atau perpindahan dan komunikasi
antar masyarakat dan bangsa. Segala kemudahan dan kecepatan ini belum tentu seiring
atau searah menuju idealisme kebudayaan itu sendiri. Bahkan bisa jadi
menghambat atau bahkan membawa bencana bagi kebudayaan bangsa bila terjadi
benturan-benturan berbagai kepentingan yang saling menghancurkan satu dan yang
lainnya. Ini yang dikhawatirkan dan harus dihindari oleh semua pihak baik dari
yang berkuasa atas kewenangannya maupun seluruh elemen masyarakat sendiri.
Benturan-benturan yang terjadi ini sebetulnya adalah proses pergumulan atau
tawar menawar perbedaan prinsip atau faham dalam masing-masing budaya berbeda
yang berinteraksi itu, yang pada suatu saat akan berhenti karena saling
menyerap dalam keseimbangan atau
harmoni, atau pun karena salah satu budaya kalah dan tenggelam oleh tekanan
atau kekuatan yang memaksa, atau juga salah satunya sudah tidak relevan lg
sehingga ditinggalkan oleh masyarakatnya yg berganti budaya lain yang lebih
relevan.
Idealisme kebudayaan menempatkan subyek
kebudayaan atau manusia pada posisi mulia, luhur dan bermartabat. Dan nilai ini
secara substansial menjadi harapan hidup seluruh umat manusia di dunia menjadi
sebuah cita-cita yang humanis universal namun juga bisa menjadi cirri khas
kebudayaan bangsa masing-masing sesuai situasi dan kondisi social dan
lingkungan setempat. Cita-cita ini sangat idealis atau abstrak, karena bersifat
relatif namun demikian dapat memberi gairah hidup, kedamaian, kerukunan atau
kekompakan dan keyakinan pada suatu tujuan yang membuat hidup menjadi berguna, bila
cita-cita ini menjadi dasar setiap kegiatan atau aktifitas budaya bangsa. Nilai
baik dan benar inilah inti dari kebudayaan yang humanis universal itu, yang
dikenal sebagi nilai etis. Dan dengan idealisme ini pula diharapkan perbedaan
kepentingan antar masyarakat, antar bangsa yang berinteraksi itu dapat
disatukan dalam toleransi atas perbedaannya dan menemukan kesamaan tujuan
sebagai unsure perekatnya.
Masyarakat Indonesia sangat beruntung memiliki
idealisme atau cita-cita luhur Pancasila yang memuat nilai-nilai humanisme
universal itu dan dengan semboyannya bhinneka tunggal ika. Dimana nilai-nilai
Pancasila dan semboyan itu menjadi pagar keselamatan dan sekaligus jalan utamanya
bangsa Indonesia dalam berkebudayaan bangsa tertinggi. Sehingga bangsa
Indonesia telah memiliki sebuah jalur yang terproteksi dari efek negative kemajuan
teknologi, bila mau mempergunakannya, dalam perjalanan hidup berkebudayaannya.
Pancasila yang memuat nilai-nilai moral atau
etika menjadi factor utama proteksi etis setiap bangsa yang menuntut
bertanggung jawab atas segala pikiran dan perbuatannya dan menjadi jaminan
pelaksanaan segala keyakinan terhadap Tuhan.
Pancasila yang menjadi dasar segala aturan
perundang-undangan di bawah UUD 45 dan norma-norma masyarakat menjadi proteksi
dari sisi hukum yang menuntut tanggung jawab dan jaminan pelaksanaan sanksi
atas segala tindak perbuatan salah dan menyimpang dari jalur yg sudah
ditentukan secara adil dan manusiawi yang merugikan pihak lain atau kepentingan
bersama yang dilakukan oleh pelaku perbuatan. Ini sebagai perlindungan juga
bagi yang bukan pelaku perbuatan yang semua diharapkan agar tetap bersatu padu
dalam satu komitment beriring sejalan satu tujuan dengan damai dan kesadaran
sepenuh hati mengikuti jalurnya.
Pada dasarnya Pancasila menjadi model sekaligus,
bila diterapkan dalam praktek kehidupan, akan menjadi kontrol etis yang
menunjukan hal yang baik dan benar dalam melakukan segala kegiatan atau
perbuatan, demikian juga model itu sendiri menjadi tujuan atau cita-citanya. Keunggulan
lain Pancasila sebagai sebuah idiologi adalah dengan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika yang memiliki maksud menyatukan keragaman menjadi sebuah kekuatan dengan
dipertemukan dalam satu titik temu cita-cita bersama, dimana kebersamaan
(nasional) ditempatkan diatas prioritas pribadi dan kelompok atau etnis.
Komentar
Posting Komentar